Assalamu Alaikum, readers!
Hari ini saya membagi sedikit cerita
tentang apa yang terjadi kemarin. Karena bosan lihat layar hape dan gak ada
kerjaan, untuk mengisi waktu luang timbullah rasa ingin buat nulis, ngecharge
diri buat nulis itu harus sangat sangat berusaha keras. Meskipun ada beberapa
topik yang mau saya bahas tapi rasa mager itu mengalahkan segalanya
teman-teman. Saya kira ada beberapa orang yang hampir sama dengan saya. Ehheeh
Oke, beberapa hari yang lalu saya
kekampus untuk mengurus beberapa urusan yang mahasiswa tingkat akhir harus
penuhi, saya hari itu mau mengajukan judul skripsi saya ke dosen pembimbing
saya . karena eh karena beliau belum datang jadilah saya menunggu di depan
ruang dosen, setelah beberapa menit, saya mulai bosan karena beliau belum
nampak, jadilah saya berjalan menuju “meja panjang”, we called this meja
panjang karena meja sama tempat duduknya emang panjang gak tau berapa meter
yang jelas panjang, ditempat ini biasa ditempati oleh kami para mahasiswa buat
kerja tugas atau sekedar duduk menunggu.
Tak lama kemudian saya dengar ada
yang menjual kripik pisang, dan menolehlah saya karena si bapak ini tadi
suaranya lumayan besar, kemudian dia mulai menjajakan jualannya ke beberapa
mahasiswa yang ada di meja panjang tersebut which is yang saya tempati buat
menunggu tadi, disitu si bapak ini pegang tongkat, ternyata dia gak bisa
melihat tapi dia tetap jualan gitu. Dan kripik pisang yang si bapak jual ini
banyak sekantong gede itu loh, dan di bawa seorang diri dengan mengandalkan
tongkatnya. Bapak ini terus berteriak buat menjajakan jualannya. Setelah itu
mungkin dia mulai lelah jadi si bapak ini duduk di meja panjang dengan caranya
sendirilah, taukan kalo orang yang gak bisa melihat mau duduk kayak gimana, ga
perlu saya jelaskan lagi yang jelas dia ngandalin tongkat dan tangan itulah. Setelah
duduk dia mulai teriak lagi sebagaimana penjual pada umumnya. Disini saya diam
karena saya mau melihat apa reaksi dari orang-orang yang ada disana, jadi saya
memilih tetap diam dulu di tempat, mencermati dan beberapa menit tak terjadi
apa-apa. Kemudian si bapak ini mulai jalan lagi, si bapak ini tepat ada di
depan meja tempat saya duduk, dan disitu dia berdir dan berteriak “kripik pisang...”,
lalu ada beberapa yang menengok si bapak, abis itu sudah mereka asik lagi
dengan kesibukan mereka masing-masing. Setelah itu mungkin si bapak mulai lelah
dia mulai berjalan lagi duduk di tempat yang sama. Karena saya penasaran sama
jualan si bapak ini jadilah saya menghampiri si bapak ini, dan bertanya berapa
harga si kripik pisang yang dia jual, ternyata harganya 10rb, lalu saya memberi
bapak ini uang 5rb 2 lembar, kata si bapaknya ini uang berapa dek yah saya
bilang apa yang saya kasihlah. Trus saya mulai ke tempat saya yang tadi dan ada
beberapa orang yang mulai melihat saya ada yang heran dan ada yang hanya
menengok mungkin dia penasaran. Dan tak berapa lama kemudian si bapak ini pun
pindah ketempat duduk sebelah tepat seluruh dengan tempat duduk yang saya
tempati, kemudian muncullah 4 orang junior saya yang juga membeli kripik pisang
si bapak, yang saya amati dari jauh sepertinya mereka bercakap-cakap yang, dan
sesekali tertawa kecil. Lalu tak lama setelah itu teman saya inisial I itu juga
ingin membeli si kripik pisang bapak ini, jadi kita berdua menghampiri si bapak
ini, ini sudah kali kedua saya kebapak itu, dan akhirnya saya tidak melewatkan
sesuatu akhirnya saya bisa berbicara dengan sibapak ini, alias basa basi
gitulah, iseng-iseng nanya nih, saya nanyanya lumayan banyaklah, dan guys
ternyata si bapak ini udah jualan 6 tahun dengan mata yang tidak bisa melihat
ini, dan disini saya tu merasa waah, hebat yah si bapak ini memiliki
keterbatasan tapi gak membatasi dia harus mencari nafkah, dia berjualan di
beberapa kampus di makassar dan tinggal di jl.kumala katanya which is itu jauh
banget gitu loh, buat sampe ke Univ saya, usut punya usut si bapak ini katanya
jalan menjajalkan si kripik pisang mengandalkan Allah dan instingnya. Dan yang
buat saya makin kagum sama ini bapak karena dia itu bisa berbahasa inggris,
karena dia nanya ke saya pake bahasa inggris yang biasa orang pake buat basa
basi kenalan gitu, and then you know i’m so surprised, saat tau ternyata dia
sangat peduli dengan yang namanya pendidikan, gak mau ketinggalan, cuman
keadaan aja yang membuat dia seperti ini tapi semangatnya untuk belajar bahasa
tidak pantang menyerah, si bapak ini juga bilang kalo meskipun saya punya
keterbatasa tapi saya tetap harus punya pengetahuan meskipun sedikit, yah benar
100% banget karena meskipun kita punya berbagai keterbatasan tapi jangan
jadikan alasan buat kita untuk malas terhadap apapun itu. Tidak ada kata untuk
menyerah. Apalagi terlambat. Sumpah saya appreciated sekali sama si bapaknya,
dari pada mereka yang ngemis apalagi ngemisnya kayak rada maksa, Ya Allah ampun
aku tuh. Di Univ saya juga kadang ada pengemis dan saya tuh kadang gak ngasih
karena mereka tuh fisiknya kuat, fisiknya gak kayak si bapak ini, tapi mereka
malas kerja, setidaknya berusahalah jangan maunya diberi ajalah. Saya kalo ada
pengemis begitu kadang malas buat memberi gak tau kenapa kayak mereka tuh gak
ada usaha banget gitu buat nyari kerja. Belum lagi kalo yang kayak gitu
anak-anak, astaga ngeri beud. Banyak juga yang kadang bilang udah kasih aja
urusan dia mau apain juga itu urusan dia yang jelas kita udah kasih terserah
dia mau diapain, yakali saya pemikirannya gak gitu. Saya lebih menghargai kalo
dia ada usaha ketimbang tangan di bawah. Ohiya, terima kasih untuk si bapak ini
(lupa tanya namanya guys. Hehe) karena ada beberapa pelajaran yang bisa saya
petik dari semangat dia untuk hidup dengan keterbatasan dan mampu untuk tetap semangat
belajar.