Monday, November 13, 2017

Berbau Judgemental

Banyak sangat banyak, di zaman sekarang orang ngejudge tanpa mikir apa yang di rasakan oleh orang yg dia judge, i know itu bukan urusan kalian, tapi keperihan hati yang mereka rasakan, itu bukan hal yang main-main. Kalian selalu mengejudge orang dengan melihat apa yang benar-benar hanya tampak dari luar mereka,  don't judge people from the cover. Yah it's so so so right guys.

Apa sosial media kalian hanya untuk melakukan penyindiran pada orang lain? Apa itu memberi rasa puas pada kalian setelah nyinyir dan menyakiti hatinya. Oke mereka banyak yang diam akan kegeraman jari jemari kalian yang lihaii akan bahasa tak berkemanusiaan, itu bukan karena mereka terlalu tegar, always be stonger, no u're so wrong. Dia hanya memendam dan merasakan kesakitan ini sendiri. Karena mereka berkoar mengenai perasaan yang mereka rasakanpun rasanya tak berhak, because some of the netizen like to judge people. Kalian harus memanusiakan manusia itu benar-benar sebagai manusia, hargai apa yang menjadi pilihan serta keputusan mereka.

Tak bisakah mereka memilih haknya sendiri, untuk apa kalian memberi komentar dan menyindir yang tidak baik, untuk apa memaksa otak berfikir untuk menjatuhkan orang. Kalian sebagai manusia yang diberi otak super dapat memilih kata yang baik yang menasehati tanpa harus berkata kasar. Apa dengan nasehat kasar, apa dengan judge yang kalian lontarkan akan merubah segalanya. IT'S NOT, Oh come on u so wrong guys, pikirkan perasaan orang yang kalian hakimi, orang yang kalian sindir, orang yang kalian benci, jadilah manusia dengan menasehati tanpa harus berkata kasar, berkomentarlah dengan komentar positif dan membangun, berkomentarlah sesuai dengan tingkat intelektualitas kita, kodrat kita sebagai manusia itu sempurna jangan di jelekkan dengan statement yang tak berkemanusiaan.

Semua orang berhak atas dirinya, kita memang berhak atas komentar tapi dengan cara dan bahasa yang manusiawi, Kita memang benci dengan dirinya, tapi bencilah sewajarnya saja, kita tidak tau di kehidupan kemudian mungkin saja orang yang kita judge itu akan menjadi penolong di saat susah dan senang.

Tuesday, October 17, 2017

Wearing The Hijab

         Banyak dari teman – teman yang sebenarnya sudah tau tetapi, mereka malah menutup telinga akan hal ini, atau mereka enggan berjilbab dengan alasan belum siap, atau daripada berhijab tapi perilaku nggak karuan mending gak usah, jilbabin hati dululah, dan parahnya ada yang gak tau sama sekali kalo pake jilbab tuh wajib hukumnya dalam Islam. Jilbab itu identitas seorang muslimah, serta mahkota pula bagi kita. Kita yang tinggalnya di Indonesia nggak ada yang anehkan dengan orang yang sedang memakai jilbab, mudah pula, gak sama dengan mereka yang menjadi diaspora yang menjadi minority, belum tentu individu yang ada di negara itu open sama wanita berjilbab.
Kenapa sih kita harus berjilbab? Nah jawabannya jelas nih didalam al – quran terdapat dalam Q.S An – Nur:31 dan Q.S Al- Ahzab: 59. Untuk apa menunggu datangnya hidayah, bagaimana kalau kalian meninggal duluan terus hidayah gak datang-datang yah gak bakal pake dong. Hidayah itu dijemput bukan di tunggu, dijemput dengan cara memperbanyak ikut majelis ilmu yang mengkaji tentang agama kita, bergaul dengan orang yang akan membawa kita ke syurganya Allah, dengan itu hidayah akan muncul dengan sendirinya.
Banyak juga yang mau merubah sifatnya dulu baru mau berhijab. Kalau sifatnya gak keubah bagaimana mbak  ? Saya pernah membaca kata– kata di instagram yang bunyinya seperti ini, jagalah shalatmu kelak dengan shalat itu kamu menjadi baik. Nah sama aja tuh kalo kita pake aja dulu jilbabnya terlepas dari kata kita bukan orang baiklah apalah itu, lama kelamaan jilbab itu yang akan menjadi rem bagi kita, menjadi rem bagi kita untuk mengubah sikap, sifat dan perilaku kita menjadi baik menuju jalan yang lurus terang benderang hehe.. Adapula yang bilang jilbabin hati aja dulu, takutnya nanti ujung –ujungnya dibuka lagi jilbabnya, kan mempermainkan agama, maka dari itu di awal saya bilang berjilbab itu wajib, agar tetap kokoh jilbabnya di kepala mesti diikuti dengan embel – embel bermanfaat seperti  ikut majelis ilmu, memperbanyak teman yang ilmu agamanya lebih luas, mengkaji islam lebih dalam, agar merasakan nikmatnya dan tetap istiqamah, untuk mendapat keindahannya jangan pernah menjadi orang yang introvert terhadap sekitar.
Seseorang pernah berkata demikian, Kalian tau tidak pada zaman dulu salah satu perbedaanya bangsawan sama rakyat jelata apa ? itu dari segi pakaian mereka, dimana para bangsawan yang pakaiannya tertutup dan yang budak itu yang gak karuan. Kenapa kita justru terbalik gitu. Islam itu mengatur kita dalam berpakaian, karena kita ingin terlihat sebagai umat yang bak seorang bangsawan
Jilbab tidak membatasi kita sebagai perempuan dalam beraktifitas tapi dia menjaga kita dalam beraktifitas, melakukan hal yang memang sudah menjadi kodrat seorang wanita muslimah, berjilbab bukan penghalang atas karier kita, bahkan dia memprotect kita dari segala hal yang memang bukan ditujukan pada seorang wanita muslimah.



Monday, September 18, 2017

Budaya Ospek

Ini lagi kurang kerjaan aja, mumpung tugas belum menumpuk kaya batu bata sempetin buat nulis sebelum ide diotak lenyap seketika.

Kalian semua taukan Ospek, Masa orientasi atau apalah itu yang kalian tau. Gak asing lagi kata itu buat kalian para siswa atau mahasiswa yang baru masuk dunia pendidikan. kenapa dan apa faedahnya kita dibuat seperti boneka? pake inilah pake itulah ? Mematuhi seluruh perintah yang gak pernah masuk diakal sehat kita masing-masing. Dan anehnya, kita udah tau kalo gak masuk akal eeh malah tetap ngelaksanain aja, itu karena apa, karena kita terlalu takut dan terlalu kaku sama orang yang kita anggap tua yang pada dasarnya mereka yaa baek baek aja.

Ospek di negara kita ini sudah menjadi budaya sejak zaman dahulu kala kali yak, sampai sampai rasanya gak lengkap kalo mahasiswa baru tuh gak di kasih bagian terkesan sebelum menjejaki studi yang sebenarnya. Ospek memakai name tag aneh, pake pitalah, kos kaki warna warnilah, tas karunglah, and anything else yang gue gak bisa sebut lagi. Disinilah kalian pasti berfikir ngapain saya kayak gini, apa guna buat saya

Kadang juga saya dengar kalo hal itu dianggap melatih mental mereka, yah melatih mental tp haruskah dengan pakaian yang tidak karuan itu? Haruskah mereka malu, setidaknya orang berpandangan kenapa harus memakai itu bukannya mereka berpendidikan, bukannya mereka generasi yang ditunggu bangsa untuk melakukan perubahan pada negeri, niat mereka sebenarnya menimba ilmu, haruskah seperti itu, melalui tahap yang tidak terlalu penting ? haruskah  menyiksa hingga kadang memakan korban ?

Menurut saya pribadi, apa tidak bisa ospeknya gak di buat seaneh itu, kitakan para kaum intelek masa iya ospeknya kayak gitu, saran saya mungkin sebagai orang yang diberi akal pikiran  akan lebih baik kalo ospek itu dilaksanakan dengan cara yang berfaedah misalnya pemberian materi yang mencerdaskan bangsa mencerdaskan anak baru, melakukan pelatihan mental yang lebih layak, bukan malah buat dia kayak orang gila. Pake baju yang sopan aja, biar junior juga kagak ada dendam dikita. Gak susah kok gak makan biaya banyak juga, berbagi ilmu itukan ibadah kapan lagi kita lakukan ibadah segampang ini dengan cara yang super duper mudah.

Sunday, September 10, 2017

Potret Kehidupan

Banyak yang bilang hidup ini susah
Banyak yang bilang sulit
Bukankah kita diberi akal untuk berpikir
Akal akan melayani kita
Mencari segala hal yang menjadi misteri
Masihkah kita mengeluh akan keadaan?

Tak habis pikirku dengan manusia
Segala rupa telah diberi
Segala kelebihan telah diambilnya
Tatkala pula mereka menerima

Tak terlihatkah oleh mereka
Potret kehidupan manusia yang tak mampu
Yang lebih pandai akan kata syukur
Meski dengan sebuah ketidaksempurnaan

Secangkir Kopi

CERITA DIBULAN JULY

Hari ini terasa sesak, sampai-sampai bernafas pun susah. Leen merasa tak berdaya kali ini ketika mendengar berita buruk yang datang. Tak...