Sudahkah kalian mendengar berita mengenai kekerasan yang
diterima taruna ATKP Makassar yang mengakibatkan taruna tersebut meninggal.
Dari pihak keluarga mengklaim bahwa dia itu meninggal bukan karena jatuh
dikamar mandi seperti yang diinformasikan salah satu penjaga asrama dari ATKP
tersebut, menurut pihak keluarga taruna tersebut meninggal karena dianiaya, hal
ini dikatakan karena adanya beberapa bukti memar yang terdapat pada tubuh
korban.
Sangat tidak masuk akal memang jika anak itu, meninggal
karena jatuh di kamar mandi dengan bukti yang terdapat ditubuhnya. Dan semakin
tidak masuk akal jika yang melakukan tindakan tersebut hanya 1 orang saja,
hanya 1 orang tersangka, waahh. Kenapa anak tersangka itu tidak membeberkan
semuanya saja yang menganiaya korban. Masa gebukinnya ramean trus giliran masuk
lubang dia doang! Gak adillah. Seharusnya kasus ini menjadi perhatian lebih
oleh pemerintah dan pihak sekolah untuk selalu memantau siswanya. Mereka
setidaknya kepo terhadapa hal-hal yang biasa-biasa saja tapi akan berakibat
luarbiasa dampaknya. Kalo sudah beginikan merusak reputasi sekolahnya sendiri,
mana ada orangtua mau masukin anaknya kesekolah seperti itu.
Ogut mulai bingung awal sejarah adanya senioritas itu kapan?
Sejak kapan senioritas menjadi ajang adu pukul memukul, bukan adu pengetahuan.
Senioritas yang tidak berfaedah. Katanya senior malah memberikan contoh seperti
itu, untuk apa? Mendisiplinkan mahasiswa baru? Terus harus dengan tindak
kekerasan, sampe makan korban, terus nyalahin sana nyalahin sini. Kalo udah
makan korban aja mereka pada menciut kayak balon. Apa mereka memiliki hati
nurani, masih pantaskah dia disebut sebagai manusia, masa nyawa saudara sendiri
dihilangkan. Masa tega nyiksa orang asing yang baru lo kenal. Kalo lo udah
nyerasaain disiksa, dihina, dimaki, dipukul sama senior terdahulu setidaknya
jadikan pelajaran buat lo supaya tidak mengulangi hal yang sama, kita harusnya
berpikir kedepan bukan malah kebelakang. soalnya non faedah banget. Tapi
nyatanya lo malah mau balas dendam kayak gini. Jangan sok jadi jagoan, karena
ujungnya jeruji besi boss.
Generasi selanjutnya itu kita, para milenials kalo selama
masa pendidikan kerjaan lo 11 12 sama preman saat di sekolah/kampus, lo mau
bawa kemana Negara kita coy, lo tuh orang terpelajar setidaknya posisi lo
mencerminkan perilaku lo, karena lo beda sama mereka status social lo lebih
tinggi dibanding mereka yang gak berpendidikan, jadi setidaknya lo tuh tau hal
positif apa yang biasa dilakukan untuk semua orang, menjadi bermanfaat ajalah. Lo
mau punya muka sama orang tapi yang lo lakuin gak berprestasi sama sekali
zonk-lah.
Apa salahnya kalo dia punya salah lo nasehatin dengan baik,
bukan malah digebukin. Jangan mentang-mentang senior dan lo mau berbuat
seenaknya kemereka, berbuat sesuatu yang gak masuk diakal banget gitu. Karena
roda kehidupan itu berputar coy, gak selamanya dia akan selalu jadi junior lo
dan lo jadi seniornya. Kita gak tau dikehidupan selanjutnya dia bakal jadi boss
dan ngebantu kita sebagai seniornya, tapi kalo sikap lo kayak gitu, junior lo
bakal sok gak kenal sama lo itu karena dosa lo terdahulu, yang sok jagoan itu,
senioritas tanpa batas.
Mereka kesekolah/perguruan tinggi bukan untuk jadi budaknya
elo, tapi mereka mau menimba ilmu dan always stay humble with u, jadi senior-junior
tanpa senioritas. Orangtua mereka mengirim mereka untuk mengenyam pendidikan
bukan untuk menikmati sebuah siksaaan tapi menikmati indahnya ilmu pengetahuan.
Seharusnya senior itu bisa diajak bertukar pendapat, atau menjadi kawan curhat
tentang hal apapun. Tapi sebagian dari senior itu, mereka ingin memperlihatkan
kalo gue ini senior lo dan lo harus patuh sama gue karena gue yang tua. Dan
kalo lo gak patuh tunggu bagian lo, mereka gak segan-segan gitu.
Sedih sih, melihat ada system seperti itu disekolah/
dimanapun itu. Semoga kedepannya para tenaga pengajar bisa lebih memperhatikan
mereka. Dan melakukan blacklist pada orang tersebut. Sangat disayangkan jika
kedepannya hal seperti itu berkembangbiak.
Semoga semuanya cepat teratasi. Dan senior-junior kembali
pada posisi normal lagi.
No comments:
Post a Comment